Paragraf ini ditulis saat aku kembali mengingatmu, mengingat kenangan kita yang singkat namun berkesan.
Aku tidak pernah menyalahkanmu atas semua hal yang terjadi, kepadamu, kepada kita.
Memang takdir Tuhan yang tidak pernah berkata iya.
Tidak ada korban di sini, begitu pula engkau, kau tidak pernah menjadi tersangka.
Kita berdua pudar bersama.
Aku sempat mencintaimu karena pilihanku, bukan paksaanmu.
Dan aku juga tidak pernah memaksamu untuk melakukan hal yang sama.
Aku dan dirimu, yang tidak pernah menjadi kita, namun sempat hampir menjadi kami.
Terima kasih pernah menjadi bagian dari hidupku, terima kasih telah menyempatkan diri untuk hadir dan menemani di titik terendah hidupku.
Kini kita kembali menjadi orang asing, dua orang asing yang tidak pernah saling mengenal sebelumnya.
Semoga kita cepat mendapat kebahagiaan di kehidupan masing-masing.