Entah apa yang dikecewakan disini, Anna yang sudah lama menunggu atau kenyataan bahwa angan memiliki dirinya kembali memang benar hanyalah angan yang sampai kapanpun tidak akan pernah Anna gapai.
Bukan dengan mudah Anna membuat keputusan
untuk mencoba membuka hati, bukan dengan mudah pula Anna mengesampingkan segala
masalah yang dulu ia perbuat hanya untuk lelaki itu, dan entah berapa banyak
hal yang ia korbankan. Kini, ia harus mengorbankan kembali perasaannya.
Anna terlalu sedih serta frustasi, bahkan
menangis pun ia tak mampu dan dirasa tidak menolong. Dirinya ingin teriak dan
menyumpah lelaki itu dengan berbagai ucapan kotor, namun Anna juga terlalu
lelah untuk itu. Anna memilih diam.
Terlalu
cinta. Anna tau dirinya bodoh, ia bahkan tidak lagi
dapat membedakan antara cinta dan obsesi, sekali lagi, ia terlalu lelah untuk
berpikir. Menghilang diam-diam mungkin
adalah keputusan yang tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar